Candi Kidal berada jauh dipedesaan Rejokidal, sekitar 8 km dari arah Tumpang, Tumpang sendiri kira kira 22 Km dari Malang. Candi Kidal mempunyai tinggi kurang lebih 12,5m. dibangun dari batu andesit, mempunyai kaki dan atap lebih lebar dibandingkan tubuh candi sehingga candi terlihat ramping, dasarnya sendiri berbentuk bujur sangkar. Untuk atap semakin keatas semakin mengecil atap sendiri tidak mempunyai hiasan apa apa katanya si dulu ada atapnya tapi sekarang ga ada, konon di setiap ujung bagian atap dulunya terdapat berlian. candi Kidal Merupakan candi pendharmaan bagi raja Singosari ke 2 Anusapati.
Dinamakan Candi kidal mungkin diambil dari keadaan candi kidal sendiri dimana biasanya perjalanan/ragam candi itu kanan ke kiri tetapi di candi kidal itu Kiri Ke Kanan berlawan arah jarum jam atau prasawya. sedangkan dalam bahasa jawa kuno kidal sendiri artinya Kiri. kalo dikaitkan dengan pemahaman anusapati bisa jadi karena anusapati menganut pemahaman yang menyimpang dari kepercayaan saat itu atau juga bisa berarti anusapati itu berarti putra kiri daripada ken arok. Tapi candi ini tidak sepopuler temannya yaitu Candi Singosari dan Jago mungkin di karenakan letak dari Candi Kidal yang berada di pedesaan dan jarang di ulas oleh pakar-pakar sejarah. Sebenarnya letak candi kidal itu sendiri berada di pinggir jalan utama desa, namun terletak agak menjorok kedalam sehingga sulit dilihat sebelum anda memasuki kawasan candi. Yang menarik dari candi kidal ini adalah terdapatnya relief tentang garudeya, katanya itu adalah wasiat anusapati dimana cerita garudeya itu mirip dengan kisah ibunya Ken Dedes yang tidak bahagia. cerita garudeya tersebut juga merupakan kisah yang sangat populer mengisahkan tentang usaha Garudeya untuk membebaskan ibunya Winata dari perbudakan Kandru. katanya cerita Garudeya itu yang mengilhami Ir Soekarno untuk menjadikan garuda sebagai simbol bangsa indonesia, dimana Garuda yang membebaskan indonesia dari tangan penjajah.
Dinamakan Candi kidal mungkin diambil dari keadaan candi kidal sendiri dimana biasanya perjalanan/ragam candi itu kanan ke kiri tetapi di candi kidal itu Kiri Ke Kanan berlawan arah jarum jam atau prasawya. sedangkan dalam bahasa jawa kuno kidal sendiri artinya Kiri. kalo dikaitkan dengan pemahaman anusapati bisa jadi karena anusapati menganut pemahaman yang menyimpang dari kepercayaan saat itu atau juga bisa berarti anusapati itu berarti putra kiri daripada ken arok. Tapi candi ini tidak sepopuler temannya yaitu Candi Singosari dan Jago mungkin di karenakan letak dari Candi Kidal yang berada di pedesaan dan jarang di ulas oleh pakar-pakar sejarah. Sebenarnya letak candi kidal itu sendiri berada di pinggir jalan utama desa, namun terletak agak menjorok kedalam sehingga sulit dilihat sebelum anda memasuki kawasan candi. Yang menarik dari candi kidal ini adalah terdapatnya relief tentang garudeya, katanya itu adalah wasiat anusapati dimana cerita garudeya itu mirip dengan kisah ibunya Ken Dedes yang tidak bahagia. cerita garudeya tersebut juga merupakan kisah yang sangat populer mengisahkan tentang usaha Garudeya untuk membebaskan ibunya Winata dari perbudakan Kandru. katanya cerita Garudeya itu yang mengilhami Ir Soekarno untuk menjadikan garuda sebagai simbol bangsa indonesia, dimana Garuda yang membebaskan indonesia dari tangan penjajah.