Dalam bukunya yang berjudul "History of Java" Gubenur Raffles, pernah menuliskan bahwa bentuk candi Jago ini tersusun atas 3 teras dengan badan candi agak kebelakang. Menurut ceritanya Candi Jago atau jajaghu merupakan pusara Raja Wisnuwardhana dari Kerajaan Singhasari sebagai Budha Amogapasya yang mangkat pada tahun 1268. Letak Candi Jago atau Jajaghu ini terdapat di Desa Tumpang Kecamatan Tumpang.
Adanya relief keliling dengan 5 buah cerita, adalah yang khas dari candi ini. Kelima cerita itu yaitu Tantri Kamandeka, Kuntjarakarna, Parthayajna, Arjunawiwaha dan Krisnayana dengan bentuk-bentuk pelakunya yangmirip wayang kulit, seperti halnya pula yang terdapat di Candi Penataran, Blitar.